Raksasa media sosial Facebook mengeluarkan permintaan maaf atas saran pencarian, yang menyarankan "penelusuran aneh, vulgar dan menjengkelkan" kepada penggunanya.
Raksasa media sosial itu mengatakan, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh Perang Suriah.
Namun kekhawatiran ini tak berimbas pada kebijakan raksasa media sosial tersebut, dengan alasan akan memengaruhi pendapatan dari pemilik aplikasi.
Salah satu mitra pengecekan fakta pertama di Facebook, Snopes, mengatakan pihaknya telah mengakhiri hubungannya dengan raksasa media sosial tersebut
Pada Maret, raksasa media sosial itu melarang pujian, dukungan, dan representasi nasionalisme kulit putih di platform media sosialnya.
Raksasa media sosial, Facebook Inc, menghapus iklan kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, karena meminta pengguna mengisi sebuah sensus yang tidak resmi.
Raksasa media sosial itu menutup jutaan akun di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, yang disebut LSM sebagai tanda awal kegagalan dewan pengawas perusahaan yang baru ditunjuk.